Rising Star Indonesia di RCTI (Gambar: rcti.tv) |
Oleh: Pietro T. M.
Netti
Tuan Rumah RUMAH IDE & KREASI
Rising Star Indonesia
(Only Star Will Rise!) di RCTI, Jumat 28 November 2014,
memasuki babak Lucky Seven yang mengusung
tema “Dangdut & Melayu”. Para peserta akan diuji kebolehannya untuk unjuk gigi dalam menyanyikan lagu-lagu
Dangdut dan/atau Melayu. Sayangnya, Panggung Rising Star kali ini yang
seharusnya dihiasi “cengkok & aksi
joget” ini tidak berlangsung sesuai dengan
tema yang diusung.
Panggung Rising Star Indonesia
kali ini menyisakan 7 peserta yang saling beradu kebolehan bernyanyi untuk
merebut The Best Six pada Jumat depan
(5/12/2014). Acara yang berlangsung kurang lebih 3 jam ini menghadirkan expert Bebi Romeo (Penyanyi/Producer),
Kevin “Vierra”, Ayu Tingting (Penyanyi Dangdut), dan Ahmad Dhani (Producer).
Ketujuh peserta yang bertarung adalah Reyna Qontrunnada, Hanin Dhiya, Sonny
Saragih, Indah Nevertari, Ghaitsa, Evony Arty, dan Bluesmates.
Tantangan panggung Rising
Star kali ini yang menghadirkan tema “Dangdut & Melayu” tidak mampu
dijawab oleh sebagian besar peserta Lucky
Seven ini. Lagu-lagu yang dipilih oleh para lucky 7 keseluruhannya adalah lagu Dangdut dan Melayu, tapi
lagu-lagu tersebut dibawakan dengan cara yang sama sekali tidak bernuansa Dangdut dan Melayu. Kelihatan
sekali para peserta tidak mau(?), atau tidak mampu(?), atau tidak berani(?)
bernyanyi dalam genre musik Dangdut dan
Melayu.
Tema Dangdut dan Melayu, menurut hemat saya gagal
terlaksana di malam Lucky 7 ini.
Panggung Rising Star Indonesia gagal
menghadirkan tontonan yang seharusnya, menurut Ahmad Dhani, mengusung tema Tribue to dangdut tersebut. Sebagian
besar peserta menyanyikan lagu-lagu dangdut/Melayu dalam arransemen yang tidak berbeda
dengan lagu-lagu ber-genre jazz. Panggung
yang seharusnya Tribute to Dangdut/Melayu
menjadi panggung Jazz Night.
Sebenarnya, jika kita melihat secara kesuluruhan, aksi-aksi
yang ditunjukkan oleh para peserta sangatlah luar biasa. Tidak ada yang salah
dengan mereka. Aksi-aksi yang ditunjukkan pun sangat memukau. Ketujuh peserta
tersebut telah menunjukkan kualitas vokal/bernyanyi yang sangat tinggi.
Masing-masing peserta telah menampilkan keunikan dan ciri khas bernyanyi yang
berbeda satu dengan yang lainnya. Keunikan dan ciri khas mereka patut diacungi
jempol.
Bebi Romeo dalam penilaiannya sering mengatakan bahwa melihat
dari bakat/talenta luar biasa dari masing-masing peserta, peserta-peserta ini memang
terlahir untuk bernyanyi (born to sing)
yakni terlahir dengan suara yang bagus sebagai anugerah dari Tuhan. Ada pula
penyanyi yang memiliki vokal yang ber-citarasa
internasional. Dan itu semua patut dibanggakan, mengingat usia para peserta
yang masih belia, yang masih memiliki perjalanan karir yang panjang ke depannya.
“Namun, kenapa pada malam tribute to dangdut (istilah Dhani) ini, para peserta tidak
bernyanyi dangdut atau bernyanyi Melayu?” Pertanyaan ini muncul bukan karena
saya sangat fanatik dengan musik/lagu dangdut atau Melayu, tetapi lebih kepada
kenapa para peserta tidak berani mengeksplorasi kemampuan mereka untuk
bernyanyi dangdut atau Melayu di ajang spektakuler ini.
Para peserta memang menampilkan sesuatu yang berbeda,
tetapi sesungguhnya melenceng dari tantangan/tema yang diusung pada pertunjukan
malam itu. Melihat aksi para kontestan yang tidak sepenuhnya bernyanyi
dangdut/Melayu, Ahmad Dhani pun sempat mengatakan bahwa bernyanyi dangdut bukan
hal yang mudah. Ketika diperhadapkan dengan lagu dangdut/Melayu, para peserta jangan
berpikir “mau atau tidak mau” bernyanyi dangdut/Melayu,
tetapi “bisa atau tidak bisa”.
Menurut saya, sebenarnya seorang penyanyi yang born to sing harus mau dan bisa menyanyikan
lagu apa saja dan/atau menerima tantangan apa saja yang disodorkan. Saya yakin
sesusah-susahnya dangdut/Melayu pasti bisa dibawakan oleh para kontestan ini. Sebenarnya
ada misunderstanding dari para
kontestan dalam menyikapi tantangan untuk bernyanyi dangdut dan Melayu.
Lagu-lagu tersebut memang harus dibawakan sesuai karakter bernyanyi masing-masing
peserta, tetapi bukan berarti harus merubah genre
lagu-lagu tersebut.
Arransemen musik yang dinakodai Bang Onny (kalau tidak salah) tidak menampilkan kekhasan dari genre dangdut/Melayu. Arransemen musik hanya
mengikuti arransemen vokal dari masing-masing peserta, demikian yang dikatakan
oleh Hanin Dhiya (peserta Rising Star
RCTI termuda berusia 13 tahun). Mau dikatakan salah pun tidak, karena memang arransemen musik harus disesuaikan
dengan cara bernyanyi dari masing-masing peserta. Dengan demikian maka dapat
dikatakan bahwa pada babak Lucky Seven kali
ini, peserta Rising Star Indonesia-lah
yang tidak mau dan/atau tidak berani (bukan tidak bisa) mengeksplorasi kemampuan mereka untuk menjawab
tantangan panggung Rising Star Indonesia
yang seharusnya “bercengkok” dan “berjoget” ria.
Dari tujuh peserta, hanya satu peserta, Indah Nevertari, yang
menurut saya berani mengeksplorasi kemampuan olah vokalnya serta dapat menyuguhkan
aksi brilian yang sekaligus menghentak panggung spektakuler Rising Star Indonesia. Nirmala, sebuah lagu Melayu yang sangat terkenal
di Malaysia dibawakan dengan sangat sempurna dengan menghadirkan teknik olah
vokal, ciri khas bernyanyi dan aksi panggung seorang Nevertari yang memang sangat mendukung tema panggung Rising Star Indonesia yang sesungguhnya:
“Tribute to Dangdut/Melayu”.
Kontestasi panggung Rising
Star Indonesia akhirnya menyisakan 6 kontestan yakni: Reyna Qontrunnada, Hanin
Dhiya, Indah Nevertari, Ghaitsa, Evony Arty, dan Bluesmates, yang akan
bertarung pada babak The Best Six
minggu depan (5/12/2014). Sonny Saragih (peserta berusia 15 tahun) harus puas
berada di posisi tujuh besar, dan harus
meninggalkan teman-teman seperjuangannya yang juga sekaligus sebagai competitor di ajang Rising Star Indonesia. Sonny
yang sejak awal telah menduduki kursi
panas tidak mampu bersaing dengan Bluesmates,
Band Blues asal Surabaya, dalam pengumpulan dan perolehan prosentasi penilaian
tertinggi.
Rising Star
Indonesia: Only Star Will Rise!
[http://hiburan.kompasiana.com/musik/2014/11/29/panggung-rising-star-indonesia-gagal-ber-endang-endut-689346.html]
0 comments:
Post a Comment