Oleh: Pietro T. M. Netti
Media dijajal kredibilitasnya dalam hal kualitas dan
objektifitas pemberitaan sebagai akibat dari keberpihakan yang tidak rasional
dari pemilik media kepada sang "idol".
Melalui media pun dipertontonkan pertaruhan kredibilatas
dari para pakar dan pengamat, dan para praktisi hukum yang membela mati-matian
terhadap kliennya.
Dan tidak salah juga kalau akhirnya rakyat berani menilai
kredibilitas dari para calon yang berkompetisi, termasuk di dalamnya kredibilitas politisi yang berada dalam 2 koalisi besar yang saling "menyerang" satu dengan yang lainnya bahkan cenderung saling "membunuh".
Dari kacamata rakyat, yang menang adalah yang kredibel,
dan yang kalah sudah pasti tidak kredibel.
Sangat simpel!
"Pertarungan" (dalam tanda petik, jangan ditafsir
sebagai Perang Badar) sudah lama usai, namun kemenangan baru saja diraih, hanya
karena ulah para pecundang yang belum rela.
Hak kemenangan dari lawan sengaja diulur-ulur dengan
menciptakan opini "kau curangi aku", "akulah sang
pemenang", "akulah yang mendapatkan mandat rakyat".
Ternyata "Kau Curangi Aku" bukan lagi menjadi
milik Anang seorang, tetapi juga telah menjadi milik seseorang yang lain yang
katanya lebih tegas, berani dan bertampang gagah.
Taktik gerilya ala Sudirman disalahgunakan pada keadaan
yang salah dan dengan maksud yang salah pula.
Sudirman masa lalu bergerilya untuk tujuan yang mulia
yakni membebaskan negeri ini dari tangan penjajah.
"Sudirman" hari ini bergerilya hanya dengan
maksud mengulur waktu(?) hanya karena ternyata tidak siap dan belum berani
berhadap-hadapan dengan kehidupan nyata(?). Taktik gerilya yang dilakoni hanya
untuk lari dan menghindar dari kenyataan.
Gerilya kini terhenti(?) karena terbentur tembok mahkamah
yang kokoh dan berwibawa.
Yang semula sengaja dibuat samar, kini menjadi terang
benderang oleh ketok palu mahkamah.
Dan kini jelaslah, "di alam nyata apa yang
terjadi?"
Sejak 21 Agustus 2014, rakyat Indonesia resmi memiliki
Presiden Terpilih RI, Ir. Joko Wododo dan Wakil Presiden Terpilih RI, Drs. M.
Jusuf Kalla untuk menjadi "RI-1 dan RI-2" untuk periode 5 tahun ke
depan.
Congratulation, Mr. President & Mr. Vice President!
0 comments:
Post a Comment