Oleh: Pietro T. M.
Netti
Tuan Rumah RUMAH
IDE & KREASI
Kisruh Anggota Dewan (Ilustrasi: BeritaSatu.com) |
Melihat tingkahmu yang terekam beberapa saat lalu, jelaslah
bahwa anda bukan yang terhormat. Langkah awalmu sudah mencoreng muka sendiri dengan
berlaku seperti anak TK (kata alm. Gus Dur) walaupun anda dan anda bukanlah
murid Taman Kanak-Kanak. Anda sendiri secara gamblang mendeklarasikan diri bahwa
anda memang tidak terhormat dan tidak layak untuk dihormati. Anda
sendiri yang melumuri wajah sendiri yang mungkin tidak jelek(?) atau yang sudah
jelek(?) dengan lumpur busuk. Jelaslah kini bahwa anda memang jelek dan
bertambah jelek, busuk dan tidak
terhormat. Rakyat, si pemegang kedaulatan tertinggilah yang patut disebut
sebagai YANG terhormat.
Sebenarnya siapa pun anda bisa saja menyandang gelar Yang Terhormat (YTh) jika siapa pun anda
itu sudah memperlihatkan rekam jejak yang baik dan positif. Ada proses panjang
yang patut anda lewati sebagai ujian untuk memperoleh gelar Yang Terhormat tersebut. Fakta
membuktikan bahwa sebagian besar dari anda yang sekalipun sudah diuji selama sepuluh
tahun tidak juga menunjukkan hasil/nilai baik dan positif untuk layak
mendapatkan gelar YTh. Bahkan nilai yang anda cetak hanyalah bernilai 1 dari
skala 1-4 yang artinya tidak lulus, dan
bahkan lagi tidak lulus dengan predikat
tidak terpuji dan memalukan; sebuah rekor nilai ditambah
predikat ketidaklulusan yang tidak pernah ada dan tidak pernah dimiliki oleh
siapa pun di belahan dunia mana pun. Ya, sebuah rekor yang hanya milik anda.
Tradisi memberi gelar Yang
Terhormat sejak awal menginjakkan kaki di gedung kura-kura ini sebaiknya ditinjau kembali. Layaknya dalam
system pendidikan formal yang berlaku di negeri ini, gelar baru boleh diperoleh
setelah melewati sebuah tahapan panjang yang tidak mudah. Gelar tersebut baru
boleh disandang jika prilaku, pikiran dan perasaan anda semua berpihak kepada rakyat
yang diwakili. Dalil memperjuangkan kepentingan rakyat harus betul-betul
diterjemahkan ke dalam kebijakan-kebijakan yang pro rakyat. Dalil memperjuangkan kepentingan rakyat jangan menjadi
alasan untuk memperbesar pundi-pundi pribadi anda dan keluarga anda alias korupsi.
Rakyat juga sering disuguhi
dengan adegan dan tontonan yang tidak lucu, tidak cerdas dan tidak
mendidik dari sebagian dari anda yang sama sekali tidak mencerminkan martabat yang terhormat. Pemandangan yang bertolak
belakang dengan kehendak rakyat justru sering datang dari dalam kura-kura
senayan. Ruang persidangan dijadikan sebagai tempat untuk melepas lelah alias tidur-tiduran, arena bermain, dan
bahkan dijadikan sebagai ruang yang aman dan bebas untuk menikmati adegan mesum
yang mengumbar sayhwat dari gadget
pribadi (dan mudah-mudahan tidak dijadikan sebagai tempat yang aman untuk bermesum ria).
Gudang yang mirip kura-kura ini seharusnya menjadi simbol
negara untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, bukan sebagai simbol tarik
ulur kepentingan dari pihak-pihak yang
ingin unjuk kekuatan oleh karena ego dan ambisi pribadi/kelompok tertentu.
Bibit-bibit kesejahteraan dan kemakmuran rakyat seharusnya disemai dan dirawat
di dalam gedung yang terhormat ini
dan selanjutnya bisa berdampak pada tumbuh kembang kehidupan rakyat yang lebih
baik ke depannya. Gedung sebagai simbol negara yang terhormat seharusnya ditempati pula oleh pribadi-pribadi yang
siap mati untuk rakyatnya.
Saya yakin anda yang membaca tulisan ini tidak sensi alias tidak akan tersinggung dan tidak sakit
hati karena anda tidak termasuk dalam kelompok yang disebutkan di atas. Begitu
pula dengan anda yang merasa yang
terhormat tidak akan merasa dilecehkan dengan tulisan ini karena anda
memang tidak pernah melakukan sebagaimana yang telah disebutkan di atas, atau karena
anda tidak sedikit pun berencana/berniat melakukan sebagaimana yang telah disebutkan
di atas. Jika demikian, maka pada saatnya nanti anda berhak dan layak
menyandang gelar YTh. (Yang Terhormat)
bersama-sama dengan Rakyat yang
memang Terhormat. Jika tidak
demikian, maka anda pun dengan sendirinya diwisudakan
dengan gelar Ytth.B. (Yang Tidak
Terhormat dan Bejat), dan Rakyat tetaplah Yang Terhormat.
0 comments:
Post a Comment